Diary depresi ku
Ini bukan tentang teriakan putus asa..
Ini adalah tentang semangat untuk menantang kerasnya hidup..
Ini adalah pembuktian bahwa nyata asa sanggup menembus malam paling pekat sekalipun..
~~
Aku di sini hidup tinggal berdua, aku dan adikku. Kami ditinggal berdua setelah keluarga kami mengalami suatu masalah yang tak kunjung selesai dari kami kecil,mereka tak pernah akur karena ayah ku berubah,ia sering mabuk”an dan selingkuh. ibu yang mempunyai penyakit dalam,tak lama setelah itu ibuku meninggal meninggal.
sejak kejadian tersebut,ayah semakin tidak karuan,dia lebih sering mabuk”an sehingga uang nya habis untuk istri nya yang baru,kami tidak pernah diurusnya, sampai akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan rumah,aku tak kuat dengan semua kelakuan ayahku. Aku tak abis pikir dengan semuanya,keluarga yang tadinya baik, tentram, malah menjadi seperti ini.
Kami terpaksa tinggal di rumah adik dari ibuku. Beberapa hari kemudian aku meninggalkan rumah bibiku tanpa pamit ke siapapun termasuk adik dan bibiku. Aku pergi ke luar kota untuk ikut temanku dan bekerja di suatu hotel, walau hanya sebagai cleaning service. Biarpun gaji nya kecil, yang penting aku bisa makan, hidup, dan mengirimkan sebagian uang untuk adikku skolah.
Keesokan pagi nya aku mndapat tugas untuk membersihkan suatu kamar karena sebentar lagi akan dipakai, setelah aku selesai membersihkan kamar tersebut, konsumen datang. Saat aku mau keluar dari kamar tersebut, aku bertemu sosok wajah yang tak asing bagi ku, tidak lain dan tidak bukan, yaitu ayahku. Dia bersama istri barunya, bahkan dia seperti tidak mengenaliku. Wajahnya memerah karena pengaruh alkohol yang masih dipegangnya. Karena hatiku tak kuat menahan emosi, aku mengambil minuman tersebut dan berlari keluar meninggalkan kamar.
~~
Setalah malam tiba,aku menuju rumah temanku yg tak jauh dari hotel tersebut. Dalam perjalanan, aku teringat dengan kejadian 1 tahun yang lalu dan tadi siang. Aku memutuskan untuk duduk di suatu taman. Aku teringat semuanya, akhirnya aku meneguk alkohol yang kurebut dari ayah ku, dan masih ku bawa.setelah aku minum, semua masih terasa sakit yang amat dalam di hatiku. Karena setengah sadar, aku memecahkan botol minuman tersebut dan menggoreskan kaca di lenganku. Hati ku terus berkata “apapun yang ku lakukan, ku ingin lupakan semuanya”.Karena terlau banyak meneguk minuman tersebut, wajahku memerah dan kepalaku menjadi pusing, aku pulang walau berjalan dengan sempoyongan.
Keesokan harinya saat aku terbangun , aku melihat jam.ternyata waktu menunjukan pukul 11 siang, aku lupa bahwa hari ini aku harus kerja, tak lama aku beranjak dari tempat tidurku untuk mandi dan berangkat kerja. Setelah sampai di tempat, aku dipanggil salah satu atasanku karena aku telat bekerja, aku mencoba menceritakan semua kejadian kemarin, dan untung saja atasanku wanita,jadi mudah mangerti yang ku ceritakan,beberapa menit kemudian, aku keluar dari ruangan atasanku dan kembali kebelakang untuk bekerja.
Beberapa bulan kemudian,aku kembali di panggil atasanku, aku di beri surat. Sejenak aku berpikir, jantungku berdetak sangat kencang. “apakah aku dipecat?”. Dengan hati-hati ku buka surat ini. Jantungku berdetak semakin kencang, peluhku mulai menetes. Saat kubaca isi surat itu, senyumku mulai mengembang. Tenyata surat itu berisi tentang pengangkatan pegawai. Aku tak tau apa maksud dari surat ini, ternyata aku diangkat sebagai manager katanya aku bekerja dengan baik. Saat pulang dari hotel tempat ku bekerja, aku menceritakan kepada temanku, dia pun ikut senang.
Setelah beberapa tahun aku bekerja di hotel dan dingkat sebagai manager, aku berniat untuk mengunjungi tempat bibiku dan melihat keadaan adikku yang baru lulus SMA. Keesokan hari nya aku langsung berangkat kerumah bibi ku,aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan adikku. Rasa rinduku padanya sudah mulai memuncak. Sesampainya di rumah bibiku, aku tak melihat adikku. Aku hanya melihat bibi sendirian dirumah. “Rena dimana bi?”. Bibi hanya menggelengkan kepalanya.lalu aku bertanya lagi, bibi menjawab “adikmu sudah 3 hari tak pulang”.
“Rena kemana bi?”.
Bibi ku menjawab lagi dan menceritakan semuanya “bibi tak tau, kemarin dia pamit ingin ke rumah temannya,lalu bibi mengijinkannya, ternyata sampai sekarang belum pulang.
Aku hanya terdiam, lalu tak lama aku beristirahat.
Malam harinya aku pamit keluar dan ingin mampir kerumah teman lamaku, ya hitung” silaturahmi kepada dia keluarganya. Sesampai disana, aku tak bertemu dengannya, ternyata rumahnya telah dijual. Dia dan keluarganya telah pindah ke Bogor sejak 3 bulan yang lalu. Ternyata sebelum rumah ini dijual, ayah temanku meninggal dan memutuskan pindah ke rumah neneknya. Setelah aku pulang dari rumah temanku, aku jadi ingin mampir tempat dulu yang sering aku buat kumpul bebrsama teman-temanku. Sampai disana, aku duduk di salah satu cafe restoran, lalu aku memesan minuman. Sekitar jam 11 malam, aku membayar dan beranjak pulang. Saat aku berada di kasir, aku melihat wanita keluar dari cafe ini, saat aku mendatangi wanita itu, aku kaget, ternyata dia adalah adikku. Saat aku di depannya, dia langsung lari meninggalkanku. Serentak aku mengejar nya, tak jauh dari sana, aku berhasil memegang tangannya, dia langsung melepaskan dan menyuruh ku pergi sambil menangis, aku langsung pulang dengan rasa kecewa dan sedih.
Saat sampai di rumah bibiku, aku beranjak ke kamar. Aku sampai tak bisa tidur semalaman karena memikirkan kejadian tadi. Besok pagi nya, aku menemui bibi dan aku ceritakan semua tentang kejadian tadi malam, saat aku ceritakan semuanya, bibi menangis, ia merasa bersalah, aku menanyakan “kenapa bibi merasa bersalah?”. Bibi menjawab “ini karena bibi nggak bisa jaga adikmu dengan baik. Aku coba menenangkannya, dan menjelaskan bahwa bukan salah bibi.
Malam hari nya,sekitar jam 9, aku bergegas untuk pergi ketempat adikku bekerja, aku ingin bertemu dan bicara lansung dengannya. Ketika sampai disana, aku menunggu adikku keluar. Saat adikku keluar, diam-diam aku mengikuti nya. Ketika di perjalanan, adikku diberhentikan dan diganggu oleh preman. Sesaat aku langsung berlari untuk menyelamatkan adikku. Dan menarik adiku dan berlari. Dipertengahan jalan, dia melepaskan peganganku, dan lagi-lagi aku disuruhnya pergi pulang, aku berlari pulang lagi, hatiku selalu bertanya-tanya, kenapa adikku seperti itu.
~~
Besoknya aku menelpon temanku, aku mengajak dia untuk ketempat adikku bekerja, utung saja dia mau. Sekitar ja setengah 10 malam, aku berangkat, aku sudah ditunggu temanku yang sudah janjian. Sesampai disana, aku berangkat untuk melihat preman yang kemarin mengganggu adikku. Setelah melihat mereka, aku bersembunyi. Pada saat mereka berjalan, aku mengikuti mereka, lalu aku mengambil botol yang berserakan di jalan dan aku memukul kepala salah satu preman dengan botol. Aku berlari, aku terpisah dengan temanku. Dia tak tau kemana. Saat berlari, tiba-tiba ada yang menarik tanganku ke suatu lorong yang sempit, dia langsung memelukku. Ternyata tangan itu, tangan yang selama ini aku rindukan, yaitu adikku.
Setelah preman tadi sudah tidak ada, aku diajak adikku di suatu tempat yang sunyi dan hanya aku dan adikku. Aku bericara dengan adikku, aku bertanya tentang kejadian selama ini. Kenapa dia lakukan ini. Dia berkata “gimana kabar?” dan aku menjawab “baik, kenapa adik ngelakuin semua ini? Kenapa adik pergi dari rumah? Kenapa dik?!” kataku dengan nada tinggi. Ia menjawab “aku rindu kakak! aku ingin ketemu kakak! aku ingin cari uang seperti kakak ....... ?!” katanya dengan suara yang parau , air matanya meleleh. Aku tersentuh, perasaan bersalah menghantuiku. Kupeluk dia dan ku ucapkan kata maaf, lalu aku mengatakan ke dia,”aku sudah mendapatkan pekerjaan yang mapan, aku telah diangkat sebagai karyawan tetap. Dia hanya menangis, lalu ku ajak untuk pulang. Setelah sampai dirumah, aku menyuruhnya cuci muka dan segera tidur.
~~
Besok hari nya, aku dan adikku menemui bibi, ia langsung memeluk adikku, bibi menangis. Aku melihatnya merasa sangat bersalah karena aku telah meninggalkan adikku. Aku berbicara ber 3, aku berniat mengajak adikku ke tempat ku bekerja disana, aku ingin menguliahkannya disana. Lalu bibi mengagguk, ia setuju saja. Lalu adikku tersenyum sambil meneteskan air matanya. Tas dan semua perlengkapan telah dikemas dan kita akan menuju kos-kosan yang telah ku tinggali semenjak aku mendapatkan pekerjaan itu, walaupun kecil, ya cukuplah buat kami berdua. Setelah sudah siap semua, kami berangkat dan tak lupa pamitan dengan bibi. Aku memberi sedikit uang ke bibi, untuk berbelanja kedepan harinya, awalnya bibi menolak, tetapi akhirnya dia menerimanya setelah aku bilang untuk mengganti yang dulu telah merawat adikku, dengan sedikit memaksa.
Sesampai disana, aku menyuruh adikku membereskan dan menaruh barang-barangnya di lemari. Setelah selesai, aku mengajaknya keliling komplek. Besoknya aku berangkat kerja dan pamit adikku, dia kupesankan untuk jaga rumah. Setelah pulang kerja, aku berniat untuk langsung mendaftarkannya kuliah di suatu campus yang tak jauh dari tempat ku bekerja. Ya hitung-hitung kalo berangkat bisa sekalian bareng. Sepulang kerja, aku langsung mendaftarkannya, setelah dari sana aku membelikan sedikit makan untuknya. Sampai dirumah ternyata dia sedang menonton televisi, dia menyambutku dengan membuatkan segelas teh yang dia buat. Sambil istirahat, aku bilang kalau aku sudah mendaftarkannya, dia tersenyum dan berkata “terima kasih kak!!” aku mengangguk sambil tersenyum. Aku menyuruhnya tidur, karena besok dia mulai berangkat kesana untuk tes.
Pagi” nya saat aku bangun, ternyata dia sudah bangun , seperti nya dia sangat bersemangat ingin kuliah. Aku juga jadi ikut senang melihat dia. Saat sore nya, kebetulan aku pulang cepat, aku langsung menjemput adikku, sampai di campusnya, dia terlihat sedang menunggu angkutan untuk pulang, aku langsung menghampirinya, dia tersenyum, aku bertanya “gimana? diterima?” dia hanya terdiam, lalu aku mengajaknya pulang, sampai dirumah aku menanyakn kembali, dia barkata “aku diterima kak!” sambil tersenyum. Aku ikut tersenyum bangga kepadanya.
~~
Disini aku mulai mengerti, bagaimana keras nya hidup ini, asalkan kita berniat, semangat, dan sabar menjalani semuanya, pasti kita bisa dan mampu untuk dapatkan apa yang kita mau. Dan percayalah, Tuhan kan memberikan yang terbaik untuk kita. Sesulit apapun cobaan yang kita hadapi, Tuhan pasti mengiringi hidup dan langkah kita, sampai tujuan yang terbaik.
Satu lagi, jangan pernah melupakan jasa ibu, karena dialah yang benar mengerti, menjaga, dan menyayangi kita dengan tulus. Jaga dan sayangi lah dia seperti dia menyayangimu..
*cerita ini saya angkat dari beberapa lagu yang bercerita tentang kehidupan..
*last child = diary depresi, pedih, percayalah..